Form Biodata

Kamis, 21 Juni 2012

tes wawancara "edan"

Salman Boosty

interview-sign1

TES WAWANCARA NGGOLEK KERJO TERNYATA ANGEL, IKI CONTONE:
G : Kowe nduwe omah opo ora.....?
A : dereng....
G : Wah kowe ora iso ketompo nang kene
a : Lho kok ngaten........?
G : Mengko kowe mesthi ngajukne utang nang perusahaan.
a : Ah.. mboten kok, Sak janipun tiyang sepuh kulo niku sampun sugih.
G : Yo malah ora ketompo
a : Lho kok ngaten.....?
G : Mengko kowe kerjo mung nggo hiburan, nongkrang nongkrong wae, catting terus
G : Kowe nduwe motor opo ora....?
b : Mboten.
G : Ora ketompo
b : Lho kok mboten ketompo ?
G : Mengko kowe mesthi njaluk bantuan kredit.
b : Sak janipun gadhah, ning tasih ten kampung, gampil mangke kulo beto ngriki.
G : Wah malah ra ketompo....
b : lho kok ngoten
G : Tempat parkire wis ra cukup.
G : Kowé wis lulus sarjana tenan.....?
c : sampun pak....
G : Ora ketompo, kéné iki golék sing SMA aé, luwih manutan lan bén mbayaré murah
c : Sak janipun kulo tasih badhe skripsi
G : Malah ora ketompo.....
c : Lho kados pundi to....?
G : Mengko kowé kerjo mung ngetik skripsi, lék wis lulus mesti golék kerjo neng perusahaan liyo.
G : Kowé seneng guyon opo ora ?
d : Mboten pak, kulo serius nék nyambut gawé.
G: Ra ketompo.....
d : waa......kok ngoten?
G : Engko konco koncomu lan anak buahmu podho stress.
d : Sak jané nggih sekedhik sekedhik seneng guyon.
G: Malah ora ketompo.
d : Lho kok......
G: Engko kowé mung gaweane update status sing lucu.......
G : Kowé mau mréné numpak opo ?
e : Nitih mobil
G : Kowé ora ketompo
e : Sebabipun ?
G : Saiki BBM mundhak terus, mengko kowé njaluk mundhak bayar terus
e : Wo, kulo wau namung nunut, kok
G : Tambah ora ketompo
e : Lho, lha kok ... ?
G : Mengko mung gawéné nunut mobil kantor. Ngrusuhi!
G : Anakmu akèh opo sithik ?
f : Kathah pak
G : Kowé ora ketompo
f : Sebabipun ?
G : Nyambut gawemu ora jenjem, mung mikir gawe uanaaaaaak terus
f : Lha wong namung anak adopsi, kok.
G : Tambah ora ketompo
f : Lho, lha kok ... ?
G : Gawé anak baé aras2en, opo manèh nyambut gawé
G : Kowé wis ngerti gawéyanmu durung ?
h : Dèrèng
G : Kowé ora ketompo
h : Sebabipun ?
G : Arep nyambut gawé kok ora ngerti gaweyané ?
h : Oo, nèk damelan niku mpun ngertos kok
G : Tambah ora ketompo
h : Lho, lha kok ... ?
G : Kowé rak mung arep keminter, to ?
G : Kowe ngerti kahanan kantor kéné durung
k : Dèrèng
G : Kowé ora ketompo
k : Sebabipun ?
G : Arep nyambut gawé kok ora ngerti kantoré ?
k : Wo, sekedhik2 sampun ngertos kok
G : Tambah ora ketompo
k : Lho, lha kok ... ?
G : Kowé senengané ngudhal-udhal wewadi kantor, to ?
G : Kowé kerep loro ?
m : Mboten
G : Kowé ora ketompo
m : Sebabipun ?
G : Mesthi kerep mbolos, wong arang2 gering
m : Wah, sakjanipun nggih asring
G : Tambah ora ketompo
m : Lho, lha kok ... ?
G : Kantor iki ora nompo karyawan pileren.
G : Kowé biso main Internét ?
n : mBoten
G : Kowé ora ketompo
n : Sebabipun ?
G : Perusahaan ora nompo BI (Buta Internet)
n : Wah, sakjanipun nggih saged
G : Tambah ora ketompo
n : Lho, lha kok ... ?
G : Mesthi ora bakal nyambut gawé, kakèhan dolanan Internet, to? Ngenték-entekké pulsa
G : Kowe waras opo ora?
o : Lha, kulo nggih waras to Pak.
G : Ra ketompo.......
o : Kenging nopo .....?
G : Mengko kowe mesthi ora krasan neng kene.
o : Niku rumiyin Pak, sakmeniko sampun rodo edan.
G : Malah ra ketompo......
o : Pripun to niki....?
G : Mengko aku duwe saingan.........

polisi paling jujur!!

Oliem Deadstar


Hoegeng Imam
Santoso merupakan
putra sulung dari
pasangan Soekario
Kario Hatmodjo dan
Oemi Kalsoem.
Beliau lahir pada 14 Oktober
1921 di Kota Pekalongan.
Meskipun berasal dari keluarga
Priyayi (ayahnya merupakan
pegawai atau amtenaar
Pemerintah Hindia Belanda),
namun perilaku Hoegeng kecil
sama sekali tidak menunjukkan
kesombongan, bahkan ia banyak
bergaul dengan anak-anak dari
lingkungan biasa. Hoegeng sama
sekali tidak pernah
mempermasalahkan ningrat atau
tidaknya seseorang dalam
bergaul. Masa kecil Hoegeng
diwarnai dengan kehidupan yang
sederhana karena ayah Hoegeng
tidak memiliki rumah dan tanah
pribadi, karena itu ia seringkali
berpindah-pindah rumah
kontrakan.
Hoegeng kecil juga dididik dalam
keluarga yang menekankan
kedisiplinan dalam segala hal.
Hoegeng mengenyam pendidikan
dasarnya pada usia enam tahun
pada tahun 1927 di Hollandsch
Inlandsche School (HIS). Tamat
dari HIS pada tahun 1934, ia
memasuki Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs (MULO), yaitu
pendidikan menengah setingkat
SMP di Pekalongan. Pada tahun
1937 setelah lulus MULO, ia
melanjutkan pendidikan ke
Algemeene Middlebare School
(AMS) pendidikan setingkat SMA
di Yogyakarta. Pada saat
bersekolah di AMS, bakatnya
dalam bidang bahasa sangatlah
menonjol. Ia juga dikenal
sebagai pribadi yang suka bicara
dan bergaul dengan siapa saja
tanpa sungkan-sungkan dengan
tidak mempedulikan ras atau
bangsa apa.
Kemudian pada tahun 1940, saat
usianya menginjak 19 tahun, ia
memilih melanjutkan kuliahnya
di Recht Hoge School (RHS) di
Batavia. Tahun 1950, Hoegeng
mengikuti Kursus Orientasi di
Provost Marshal General School
pada Military Police School Port
Gordon, George, Amerika Serikat.
Dari situ, dia menjabat Kepala
DPKN Kantor Polisi Jawa Timur
di Surabaya (1952). Lalu menjadi
Kepala Bagian Reserse Kriminil
Kantor Polisi Sumatera Utara
(1956) di Medan. Tahun 1959,
mengikuti pendidikan Pendidikan
Brimob dan menjadi seorang Staf
Direktorat II Mabes Kepolisian
Negara (1960), Kepala Jawatan
Imigrasi (1960), Menteri luran
Negara (1965), dan menjadi
Menteri Sekretaris Kabinet Inti
tahun 1966. Setelah Hoegeng
pindah ke markas Kepolisian
Negara kariernya terus menanjak.
Di situ, dia menjabat Deputi
Operasi Pangak (1966), dan
Deputi Men/Pangak Urusan
Operasi juga masih dalam 1966.
Terakhir, pada 5 Mei 1968,
Hoegeng diangkat menjadi Kepala
Kepolisian Negara (tahun 1969,
namanya kemudian berubah
menjadi Kapolri), menggantikan
Soetjipto Joedodihardjo.
Banyak hal terjadi selama
kepemimpinan Kapolri Hoegeng
Iman Santoso. Pertama, Hoegeng
melakukan pembenahan beberapa
bidang yang menyangkut Struktur
Organisasi di tingkat Mabes
Polri. Hasilnya, struktur yang
baru lebih terkesan lebih
dinamis dan komunikatif. Kedua,
adalah soal perubahan nama
pimpinan polisi dan markas
besarnya. Berdasarkan Keppres
No.52 Tahun 1969, sebutan
Panglima Angkatan Kepolisian RI
(Pangak) diubah menjadi Kepala
Kepolisian RI (Kapolri). Dengan
begitu, nama Markas Besar
Angkatan Kepolisian pun berubah
menjadi Markas Besar Kepolisian
(Mabak).
Perubahan itu membawa sejumlah
konsekuensi untuk beberapa
instansi yang berada di Kapolri.
Misalnya, sebutan Panglima
Daerah Kepolisian (Pangdak)
menjadi Kepala Daerah Kepolisian
RI atau Kadapol. Demikian pula
sebutan Seskoak menjadi
Seskopol. Di bawah kepemimpinan
Hoegeng peran serta Polri dalam
peta organisasi Polisi
Internasional, International
Criminal Police Organization
(ICPO), semakin aktif. Hal itu
ditandai dengan dibukanya
Sekretariat National Central
Bureau (NCB) Interpol di
Jakarta.
Selama ia menjabat sebagai
kapolri ada dua kasus
menggemparkan masyarakat.
Pertama kasus Sum Kuning, yaitu
pemerkosaan terhadap penjual
telur, Sumarijem, yg diduga
pelakunya anak-anak petinggi
teras di Yogyakarta. Ironisnya,
korban perkosaan malah dipenjara
oleh polisi dengan tuduhan
memberi keterangan palsu. Lalu
merembet dianggap terlibat
kegiatan ilegal PKI. Nuansa
rekayasa semakin terang ketika
persidangan digelar tertutup.
Wartawan yg menulis kasus Sum
harus berurusan dengan Dandim
096. Hoegeng bertindak. Kita
tidak gentar menghadapi
orangorang gede siapa pun. Kita
hanya takut kepada Tuhan Yang
Mahaesa. Jadi, walaupun keluarga
sendiri, kalau salah tetap kita
tindak. Geraklah the sooner the
better, tegas Hoegeng di halaman
95.
Kasus lainnya yg menghebohkan
adalah penyelundupan mobil-
mobil mewah bernilai miliaran
rupiah oleh Robby Tjah jadi.
Berkat jaminan, pengusaha ini
hanya beberapa jam mendekam di
tahanan Komdak. Sungguh berkua
sanya si penjamin sampai Ke
jaksaan Jakarta Raya pun
memetieskan kasus ini. Siapakah
si penjamin itu? Tapi, Hoegeng
tak gentar. Di kasus
penyelundupan mobil mewah
berikutnya, Robby tak berkutik.
Pejabat yg terbukti menerima
sogokan ditahan. Rumor yg
santer, gara-gara membongkar
kasus ini pula yg menyebabkan
Hoegeng di pensiunkan, 2 Oktober
1971 dari jabatan kapolri. Kasus
ini ternyata melibatkan
sejumlah pejabat dan perwira
tinggi ABRI (hlm 118). Bayangan
banyak orang, memasuki masa
pensiun orang pertama di
kepolisian pasti menyenangkan.
Tinggal menikmati rumah mewah
berikut isinya, kendaraan siap
pakai. Semua itu diperoleh dari
sogokan para pengusaha.
Kasus inilah yang kemudian
santer diduga sebagai penyebab
pencopotan Hoegeng oleh
Soeharto. Hoegeng dipensiunkan
oleh Presiden Soeharto pada usia
49 tahun, di saat ia sedang
melakukan pembersihan di
jajaran kepolisian. Kabar
pencopotan itu diterima Hoegeng
secara mendadak. Kemudian
Hoegeng ditawarkan
Soeharto
untuk menjadi duta besar di
sebuah Negara di Eropa, namun ia
menolak. Alasannya karena ia
seorang polisi dan bukan
politisi.
“Begitu dipensiunkan, Bapak
kemudian mengabarkan pada
ibunya. Dan ibunya hanya
berpesan, selesaikan tugas
dengan kejujuran. Karena kita
masih bisa makan nasi dengan
garam,” ujar Roelani. “Dan
kata-kata itulah yang menguatkan
saya,” tambahnya.
Hoegeng diberhentikan dari
jabatannya sebagai Kapolri pada
2 Oktober 1971, dan ia kemudian
digantikan oleh Komisaris
Jenderal Polisi Drs. Moh. Hasan.
Pemberhentian Hoegeng dari
jabatannya ini menyisakan
sejumlah tanda tanya di
antaranya karena masa jabatannya
sebagai Kapolri saat itu belum
habis. Berbagai spekulasi muncul
berkaitan dengan
pemberhentiannya tersebut,
antara lain dikarenakan figurnya
terlalu populer dikalangan pers
dan masyarakat. Selain itu ada
pula yang menyebutkan bahwa ia
diganti karena kebijaksanaannya
tentang penggunaan helm yang
dinilai sangat kontroversi.
Ternyata masa menyenangkan itu
tidak berlaku bagi Hoegeng yg
anti disogok. Pria yg pernah
dinobatkan sebagai The Man of
the Year 1970 ini pensiun tanpa
memiliki rumah, kendaraan,
maupun barang mewah. Rumah
dinas menjadi milik Hoegeng
atas pemberian dari Kepolisian.
Beberapa kapolda patungan
membeli mobil Kingswood, yg
kemudian menjadi satu-satunya
mobil yg ia miliki.Pengabdian yg
penuh dari Pak Hoegeng tentu
membawa konsekuensi bagi
hidupnya sehari-hari. Pernah
dituturkannya sekali waktu,
setelah berhenti dari Kepala
Polri dan pensiunnya masih
diproses, suatu waktu dia tidak
tahu apa yg masih dapat dimakan
oleh keluarga karena di rumah
sudah kehabisan beras.
Hoegeng memang seorang yang
sederhana, ia mengajarkan pada
istri dan anak-anaknya arti
disiplin dan kejujuran. Semua
keluarga dilarang untuk
menggunakan berbagai fasilitas
sebagai anak seorang Kapolri.
“Bahkan anak-anak tak berani
untuk meminta sebuah sepeda
pun,” kata Merry.
Aditya, salah seorang putra
Hoegeng bercerita, ketika sebuah
perusahaan motor merek
Lambretta mengirimkan dua buah
motor, sang ayah segera meminta
ajudannya untuk mengembalikan
barang pemberian itu. “Padahal
saya yang waktu itu masih muda
sangat menginginkannya,” kenang
Didit.
Saking jujurnya, Hoegeng baru
memiliki rumah saat memasuki
masa pensiun. Atas kebaikan
Kapolri penggantinya, rumah
dinas di kawasan Menteng
Jakarta pusat pun menjadi milik
keluarga Hoegeng. Tentu saja,
mereka mengisi rumah itu,
setelah seluruh perabot
inventaris kantor ia kembalikan
semuanya.
Memasuki masa pensiun Hoegeng
menghabiskan waktu dengan
menekuni hobinya sejak remaja,
yakni bermain musik Hawaiian
dan melukis. Lukisan itu lah
yang kemudian menjadi sumber
Hoegeng untuk membiayai
keluarga. Karena harus anda
ketahui, pensiunan Hoegeng
hingga tahun 2001 hanya sebesar
Rp.10.000 saja, itu pun hanya
diterima sebesar Rp.7500! Dalam
acara Kick Andy, Aditya
menunjukkan sebuah SK tentang
perubahan gaji ayahnya pada
tahun 2001, yang menyatakan
perubahan gaji pensiunan seorang
Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000
menjadi Rp.1.170.000. Pada 14
Juli 2004, Hoegeng meninggal
dunia di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta dalam
usia yang ke 83 tahun. Ia
meninggal karena penyakit stroke
dan jantung yang dideritanya.
Hoegeng mengisi waktu luang
dengan hobi melukisnya.
Itulah sekadar beberapa catatan
kenangan untuk Pak Hoegeng yg
baru saja meninggalkan kita.
Seorang yg hidupnya senantiasa
jujur, seorang yg menjadi
simbol bagi hidup jujur, dan
simbol bagi kejujuran yg hidup.
Tak heran, Almarhum Gus Dur
pernah berkata,
"Di Indonesia ini hanya ada
tiga polisi jujur, yakni
polisi tidur, patung polisi,
dan Hoegeng.
"
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/
Hoegeng_Imam_Santoso
- http://livebeta.kaskus.us/
thread/000000000000000006988173/
- http://livebeta.kaskus.us/
thread/000000000000000013891889/
polisi-paling-jujur-di-
indonesia
- http://www.pc3news.com/
index.php?
cat=news&id=853⊂=11&view=news

ALTEKSPORTAKULER 2012.

Slamet Subekhi


Datang & Saksikan, Pertandingan panas minggu ini, bertabur bintang basket dan Veteran Alteks era 90-2000an.
Minggu, 24 June 2012
Basket Hall A STMN Pembangunan (Joetex) Pekalongan
15.00 - Selesai
Di meriahkan performance Dance Cheerleaders Stefay Itsuwa Clubs.
HTM 35.000,- VIP 50.000,-

Ralat : Tanding Basket .
PERUBAHAN TEMPAT : Menjadi Lap. SMEA N Pekalongan.
Sehubungan Lap Joetex sedang renovasi.
Cahyo Purnomo Ibnu Djahri, apakah sudah ijin ke P Nurha Yatno????

— bersama Da Ni dan 4 lainnya.

Nomer HP punya nama

Aryo Hetfield

Nomor

Taukah anda bahwa no Hp-anda Punya NAMA,,?
Mari kata Coba,,,


step 1. ambil 3 digit
terahir dari nomer Hp-mu,
Contoh:081937276709.
3 angka terahirnya adl ''709'' saja,
step 2. Copy-Paste ini,
@+[709:0] lalu taruh d
comeint Box di bawah sini,
tapi nomer yg ''709'' d ganti dgn 3 digit terahir dari nomer Hp anda,
step 3. hilangkan tanda '+' dan tekan enter,


SELAMAT MENCOBA
copas dari phreaker mwb

BB versus BH

Aryo Hetfield

bb bh

Untung ya Blackberry
dibikin oleh perusahaan
Kanada, jadi
disingkatnya BB.
Coba kalo dibikin
perusahaan Indonesia,
namanya jadi Beri
Hitam.
Agak gmn gitu
[kamseupay] gitu ngga
seh kalo punya Beri
Hitam trus ditanya : - "loe
pake BH ga?"
- "pin BH loe brp?"
- "BH loe seri apa?"
- "BH loe touch screen
ya?" Agak ngenes juga
kalo
ada cewek yg jawab :
- "sori, gw ga pake BH"
- "BH gw qwerty"
- "BH gw ketinggalan di
rumah" - "BH gw lemot
nih" Apalagi kl lg dinner
sama camer, lalu
diprotes pacar, "sayang,
jgn main BH
terus dong, kita kan lg
makan, taro BH-nya di
meja" Atau statment
begini :
- "BH gw kok lambat
bgt ya?!" trus dijawab
"isinya kepenuhan, kaliii"
apa ga makin berabe
kalo begitu ?! - "eh, BH
loe udah
dipasangin anti-spy,
blm?"
- "buat apa? ga penting
jg,, orang2 ngintip isi
BH gW" *pagi2 udah
ngmgin isi
BH aje...
wekekekekekkk* ---
hheheehe

Plesehan SMS

Iswono Aqil Safaraz

ember

nduk iki ibu...ibu nganggo hapene konco,iki ibu jek ono masalah nang kantor pulisi..tulung ibu dikirimi banyu sak ember dieling eling yo banyu sak ember dudu pulsa ...pulsane ibu jek akeh,iki ibu jek nunut e'ek nang kantor pulisi ora ono banyu tur pesing sisan,cepetan ojo ngguya ngguyu ibu durung cawik selak garing... oiyo ojo klalen ciduke sisan!!!

Liem Sioe Liong, Memulai Kaya dengan Miskin...

Benu Sang Jagoan

images2.tempo.co
Copas penggalan kisah
Liem Sioe Liong yang mulai mengenal Indonesia pada usia 20 tahun, kurang lebih 45 tahun lalu, mengatakan, Anda harus dilahirkan di tempat dan waktu yang benar. Dan, Anthony Salim putranya yang bernama kelahiran Liem Fung Seng -, ikut berkomentar kepada majalah yang sama, Jika anda ingin menangkap seekor ikan, pertama-tama anda harus membeli umpan.
Kalimat pendek yang cenderung merupakan ungkapan dalam sastra Indonesia itu, sebenarnya gambaran prinsip mereka berdagang di Indonesia sampai merembes ke kancah Internasional. Dengan grup yang ia pimpin, Soedono Liem Salim kelahiran Fukien, 1916 yang bermula bersama kakaknya: Liem Sioe Hie, membantu paman mereka berdagang minyak kacang di Kudus-Jawa Tengah, anak kedua dari tiga bersaudara ini bisa menggaji 25 ribu tenaga kerja. Dari Eksekutif Senior sampai sopir truk yang jumlahnya tak kurang dari 3000 armada termasuk pengangkut semen perusahaan Liem Cs.
Terkaya di Indonesia, memiliki 40 perusahaan, Liem Sioe Liong dengan para kamradnya menghasilkan omset bisnis tak kurang dari US$ 1 milyar setahun. Konon kekayaan pribadi Liem sendiri, ada yang menyebutkan, sekitar US$ 1,9 milyar = Rp. 1,2 triliun.
Di kalangan pedagang Tionghoa Indonesia dia terkenal dengan sebutan Liem botak. Sejarah orang bernama Liem Sioe Liong (60 tahun) dimulai di sebuah pelabuhan kecil. Fukien di bilangan Selatan Benua Tiongkok. Dia dilahirkan di situ pada tahun 1918.
Kakaknya yang tertua Liem Sioe Hie kini berusia 77 tahun sejak tahun 1922 telah lebih dulu beremigrasi ke Indonesia yang waktu itu masih jajahan Belanda kerja di sebuah perusahaan pamannya di kota Kudus. Di tengah hiruk pikuknya usaha ekspansi Jepang ke Pasifik, dibarengi dengan dongeng harta karun kerajaan-kerajaan Eropa di Asia Tenggara, maka pada tahun 1939, Liem Sioe Liong mengikuti jejak abangnya yang tertua. Dari Fukien, ia Berangkat ke Amoy, dimana bersandar sebuah kapal dagang Belanda yang membawanya menyeberangi Laut Tiongkok. Sebulan untuk kemudian sampai di Indonesia. Sejak dulu, kota Kudus sudah terkenal sebagai pusat pabrik rokok kretek, yang sangat banyak membutuhkan bahan baku tembakau dan cengkeh. Dan sejak jamam revolusi Liem Sioe Liong sudah terlatih menjadi supplier cengkeh, dengan jalan menyelundupkan bahan baku tersebut dari Maluku, Sumatera, Sulawesi Utara melalui Singapura untuk kemudian melalui jalur-jalur khusus penyelundupan menuju Kudus. Sehingga tidak heran dagang cengkeh merupakan salah satu pilar utama bisnis Liem Sioe Liong pertama sekali, disamping sektor tekstil. Dulu juga dia, banyak mengimpor produksi pabrik tekstil murahan dari Shanghai.
Untuk melicinkan semua usahanya dibidang keuangan, dia punya beberapa buah bank seperti Bank Windu Kencana dan Bank Central Asia. Di tahun 1970-an Bank Central Asia ini telah bertumbuh menjadi bank swasta kedua terbesar di Indonesia dengan total asset sebesar US$ 99 juta.
Salah satu peluang besar yang diperoleh Liem Sioe Liong dari Pemerintah Indonesia adalah dengan didirikannya PT. Bogasari pada bulan Mei 1969 yang memonopoli suplai tepung terigu untuk Indonesia bagian Barat, yang meliputi sekitar 2/3 penduduk Indonesia, di samping PT. Prima untuk Indonesia bagian Timur.
Hampir di setiap perusahaan Liem Sioe Liong dia berkongsi dengan Djuhar Sutanto alias Lin Wen Chiang yang juga seorang Tionghoa asal Fukien.
Bogasari sebuah perusahaan swasta yang paling unik di Indonesia. Barangkali hanya Bogasarilah yang diberikan pemerintah fasilitas punya pelabuhan sendiri, dan kapal-kapal raksasa dalam hubungan perteriguan bisa langsung merapat ke pabrik.
Begitu perkasanya dia di bidang perekonomian Indonesia dewasa ini, mungkin menjadi titik tolak majalah Insight, Asia Business Mountly terbitan Hongkong dalam penerbitan bulan Mei tahun ini, menampilkan lukisan karikatural Liem Sioe Liong berpakaian gaya Napoleon Bonaparte. Dadanya penuh ditempeli lencana-lencana perusahaannya. Perusahaan holding company-nya bernama PT Salim Economic Development Corporation punya berbagai macam kegiatan yang dibagi-bagi atas berbagai jenis divisi; masing-masing adalah:
divisi perdagangan
divisi industri
divisi bank dan asuransi
divisi pengembangan (yang bergerak dibidang hasil hutan dan konsesi hutan)
divisi properti yang bergerak dibidang real estate, perhotelan, dan pemborong
divisi perdagangan eceran
divisi joint venture. Setiap divisi membawahi beberapa arah perusahaan raksasa, berbentuk perseroan-perseroan terbatas.
Pelbagai kemungkinan untuk lebih mengembangkan lajunya perusahaan sekalipun tidak akan meningkatkan permodalan, seperti go-public di pasar saham Jakarta, - dilangsungkan group Soedono Lem Salim dengan gencar. Halangan maupun isu bisnis yang mengancam perusahaannya, nampak tak membuat Liem cemas. Seperti katanya kepada Review, Jika anda hanya mendengarkan apa yang dikatakan orang, anda akan gila. Anda harus melakukan apa yang anda yakini. Bermodal kalimat pendeknya itu pulalah mengantar Liem Sioe Liong muda di Kudus yang juga terkenal sebagai Lin Shao Liang menjadi Soedono Salim si Raja Dagang Indonesia, belakangan ini

 

Slamet Subekhi berikut data warisan kakek saya : Grup Salim, PT Bogasari Flour Mill, PT Mega, Bank Windu Kencana, PT Hanurata, PT Indocement, dan PT Waringin Kencana.

Mencari Penulis FOSS/Linux

Patuh Kalau Konsekwen

lowongan penulis paper

‎[INFO] : Ada yg berminat menjadi penulis
buku2 komputer berbasis linux dan FOSS?
Topik bisa seputar jaringan, hacking,
database, pemrograman, office, desain
grafis, animasi, video/film editing, desktop
linux modification, review/fitur distro linux,
dll.
Silahkan mencoba di penerbit BI Obses
Bandung (Informatika). Produk2nya sudah
banyak ditemui di toko buku seperti
Gramedia.
Prosedur :
1. Hubungi Bapak Firdaus di 081312392121
dan sampaikan nama anda, status (siswa/
mahasiswa/pekerja/pengajar/dll), topik yg
akan ditulis.
2. Buat tulisan anda dgn format bebas dalam
ekstensi doc di Libre/Open Office/MS Word.
3. Hubungi kembali (konfirmasi) Bapak
Firdaus bahwa naskah buku anda sudah
selesai diketik dan akan anda kirim via email.
Alamat email di
naskahinformatika@gmail.com, subjek :
naskah buku komputer linux
4. Bagi yang berada di Bandung/bisa datang
ke Bandung, disarankan untuk membawa
langsung hardcopy (print) naskah buku,
sehingga lebih cepat dikoreksi. Lokasi di
Kompleks Pasar Buku Palasari Bandung.
5. Bagi yg di luar Bandung dan luar Jawa bisa
via email di atas atau menghubungi Bapak
Firdaus untuk info lebih lanjut, jika diminta
versi hardcopy.
6. Bisa disertakan bonus DVD linux jika
diperlukan sehingga pembeli buku anda
nantinya bisa langsung mencoba.
7. Pertanyaan lain seputar pembayaran,
royalti, dll, silahkan menghubungi langsung
alamat di atas via telp/sms.
Manfaat :
1. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya,
bukan hanya secara online, tapi juga offline/
fisik berupa buku bacaan.
2. Pendapatan/uang.
3. Pengalaman.
Silahkan dicoba atau disebar, mungkin anda
dan atau teman2 anda ada yg membutuhkan
dan ingin mencobanya. Terima kasih.
Mari perbanyak buku bacaan komputer
tentang pemanfaatan Linux dan foss :)

Cinta yang Terlambat

Wahyu Purbo H

love_5214_21 kiriman dari Basuki Wijayanto
(http://www.facebook.com/wijayant0)
di group "Obrolan SER-SAN"

Aku membencinya, Itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, Aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, Membuatku membenci suamiku sendiri. Walaupun menikah terpaksa, Aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, Setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, Suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka. Ketika menikah, Aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, Akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, Aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, Aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, Aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, Aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, Aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.
Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, Tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, Dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami. Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, Aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, Dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, Ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun
sebelumnya, Saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu.
Yaah, Karena merasa terjebak dengan perkimpoianku, Aku juga membenci kedua orangtuaku. Sebelum ke kantor, Biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, Ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu Seakan-akan berat untuk pergi.
Ketika mereka pergi, Akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon. Namun betapa terkejutnya aku, Ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan. Aku menelepon suamiku dan bertanya,
“Maaf sayang, Kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, Kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.”
Katanya menjelaskan dengan lembut. Dengan marah, Aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa
menunggunya selesai bicara.
Tak lama kemudian, Handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, Akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
“Sayang, Aku pulang sekarang, Aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , Kuatir Aku menutup telepon kembali.
Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, Aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi.
Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu. Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, Aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah. Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, Terdengar suara asing
menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri,
“Selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?”
Kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, Ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian.
Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas. Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, Serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya.
Selesai mendengar kenyataan itu, Aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis. Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, Aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat.
Airmata merebak dimataku, Mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, Aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, Airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam masjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, Tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.
Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, Karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Ia pun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.
Saat pemakaman, Aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya. Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya.
Di hari-hari awal kepergiannya, Aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, Aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di
rumah, Membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku.
Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku. Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, Tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, Tetapi
kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, Sekarang aku memandangi komputer, Mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih
tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, Sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, Sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote.
Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya. Aku juga marah pada diriku sendiri, Aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, Tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, Meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, Meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belakan, Hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, Keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, Aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, Ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana ? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, Ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.
Istriku Liliana tersayang, Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu. Maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu. Seandainya aku bisa, Aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, Ya sayang. Jangan menangis, Sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, Putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu.
Dan Farhan, Ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke!
Aku terisak membaca surat itu, Ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note. Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, Sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta. Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak- anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, Tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikah dengan seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya,
“Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
Aku merangkulnya sambil berkata,
“Cinta sayang, cintailah suamimu, Cintailah pilihan hatimu, Cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, Kau akan belajar menyenangkan hatinya, Akan belajar menerima kekurangannya, Akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, Kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”
Putriku menatapku,
“Aeperti cinta ibu untuk ayah ? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
Aku menggeleng,
“Bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, Seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, Tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, Tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Penulis : Liliana Armandi.

PERCAYA GAK PERCAYA...

Mota Movic

perangkat_desa_mendamba_jadi_pns

# Inilah 7 jenis penyakit yg sering di alami Pegawai/pekerja di indonesia #

  1. KUDIS - KUrang DISiplin
  2. ASMA - ASal Mengisi Absen
  3. TBC - Tidak Bisa Computer
  4. KRAM - Kurang teRAMpil
  5. ASAM URAT - Asal SAMpai kantor terus URing-2an Atau Tidur
  6. GINJAL - Gaji Ingin Naik tapi kerJAnya Lamban
  7. PUCAT - PUlang CepAT


Setuju?
Tambahin Saja Sendiri

Sebiji Kurma

Kyai Jamas

kurma

Nabi Shallallahu alaihi wassalam. pernah bersabda,:...
“Berjaga dirilah engkau dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma.”
Di dalam riwayat lain dikatakan, “Aku didatangi oleh seorang ibu yang membawa dua orang putrinya. Dia meminta sesuatu dariku sedangkan aku tidak memiliki apa pun untuk diberikan kepada mereka selain satu biji kurma. Aku memberikan kurma itu kepadanya, dan ibu itu membaginya kepada kedua anaknya. Dia berdiri kern udian pergi. Setelab itu Rasulullab masuk dan bersabda, ‘Barang siapa mengasuh anak-anak itu dan berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan rnenjadi penghalang baginya dari api neraka.“ (HR. Muttafaq Alaihi).